Abstrak-ku dalam lomba " Seminar Desiminasi Hasil AKMI 2023"

      Semangat berlomba dalam menulis, terus saja aku ikuti,  terlebih lomba dari kegiatan AKMI. Setelah memahami syarat dan ketentuan lombanya. Aku daftar dan lulus untuk seleksi administrasi. Lomba yang aku ikuti adalah menulis  seminar desiminasi hasil akmi tahun 2023. Wah, menakutkan dan juga menantang. Kemampuan menulis peserta akan diuji, karena akan dijadikan rujukan dan rekomendasi untuk tindak lanjut AKMI kedepan.  


    Setiap peserta hanya diminta untuk membuat Abstrak tulisan. Pesan panitia buatlah abstrak yang menggigit. Berbeda dan menarik tentunya. Wah, lomba ini bagiku terasa sangat berat. Namun membuat aku termotivasi untuk membuat tulisan yang berbeda, lebih ilmiah. Ikuti dan selesaikan tugas dengan maksimal, targetku dalam lomba ini. Hasilnya aku sih tidak begitu yakin. Tapi juga tetap penarasan hasilnya. Sudah berusaha, bertawakal dan berdoa. 

Berikut adalah tulis abstrak ku : 

“Optimalisasi Peran Asesmen Kompetensi Madrasah Indonesia (AKMI) dalam Meningkatkan Kemampuan Peserta Didik Melalui Sosialisasi dan Literasi Sosial Budaya : Strategi Mengatasi Tantangan dalam Meningkatkan Kualitas Madrasah Indonesia”

Asesmen Kompetensi Madrasah Indonesia (AKMI) adalah alat yang digunakan untuk mengukur kemampuan peserta didik pada jenjang MI, MTs, dan MA, dalam berbagai aspek. Fokusnya pada literasi membaca, literasi sains, literasi numerasi, dan literasi sosial budaya.

Kendati demikian, ada beberapa tantangan yang perlu diatasi. Diantaranya adalah minimnya pemahaman sebagian besar tenaga pendidik dan pengawas madrasah terkait dengan AKMI. Ujungnya berdampak pada hasil AKMI yang cenderung masih lemah. Untuk mengatasi masalah ini, diperlukan sosialisasi yang terstruktur, dan program "antar bola" dapat menjadi solusi. Misalnya, Kementerian Agama provinsi dapat “meminta” kepada satuan pendidikan untuk mengikutsertakan tenaga pendidik atau pengawas madrasah dalam proses seleksi AKMI. Dengan cara ini, diharapkan akan ada lebih banyak peserta dari kalangan guru dan pengawas madrasah di setiap provinsi yang mengikuti proses seleksi. Upaya ini diyakini akan meningkatkan keberhasilan program AKMI.

Salah satu komponen penting dalam AKMI adalah literasi sosial budaya, yang memiliki korelasi dengan Kurikulum Merdeka. Khususnya Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5). Dalam mengembangkan nilai-nilai Pancasila, AKMI juga perlu memperkenalkan lebih dalam tentang kearifan lokal daerah. Sebagai upaya membantu memperkaya khasanah budaya bangsa, dan memberikan pemahaman yang lebih tentang pluralitas masyarakat Indonesia. Misalnya, prinsip “huma betang” pada masyarakat Dayak Kalimantan Tengah. Huma Betang adalah rumah bagi ratusan jiwa yang hidup berdampingan dalam keragaman dengan damai.

Untuk memastikan keberlanjutan program AKMI dalam aspek literasi sosial budaya, perhatian dan pemahaman yang cukup dari tenaga pendidik dan pengawas madrasah sangatlah esensial. Ini bisa dicapai melalui berbagai langkah-langkah, termasuk program sosialisasi terstruktur dan penekanan yang lebih kuat pada literasi sosial budaya. Penelitiannya akan menggunakan metode penelitian deskriptif kualitatif dan ednografi. 

Keyword : AKMI, Sosbud,P5 dan Kearifan Lokal

 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Kegiatan yang Dirindukan

Nonton atau Belajar

Tantangan : Menulis Buku dalam Dua Minggu