Hikmah Berbagi

 


Kurang sepuluh menit lagi, kami meluncur dari rumah ke sekolah. Jarak rumah dan sekolah hanya ditempuh kurang dari 5 menit. Seperti biasa antara pukul 6.30 wib bel akan berbunyi tanda bahwa siswa akan masuk kelas untuk menerima bimbingan dari wali kelasnya. Sebagai pemanasan belajar dengan materi ringan, bacaan surah pendek dan sejenisnya. Pergi kesekolah dengan tujuan yang sama, aku akan mengajar dan anakku akan belajar.

Dalam perjalanan menuju sekolah, diluar kebiasaan anakku cogan (cowok ganteng) ngajak aku makan nasi kuning di warung pinggir jalan. Dengan tegas ku jawab, "gak sempat". Kamu ini bila diajak makan menolak, saat gak diajak kamu yang ngajak, bapak makan". dengan nada tinggi. Akhirnya sampai ke sekolah kami tanpa makan pagi.

Menjelang jam istirahat, aku tunggu cogan di kantin, barangkali mau di ajak makan. Eh, ternyata dia gak mau dan jajan dengan sendiri saja. Ya, udah bapak aja yang makan sekalian dengan beberapa teman yang ku ajak sarapan. Usai sarapan ketika mau bayar, mendekatlah siswa perempuan kebetulan mau jajan. Melihat aku yang mentraktir, ia pun berkata  seraya bercanda. Eh bapak, sekalian dong saya ditraktir. Kamu mau apa tanya ku. Es campur, jawabnya cepat. Dengan segera aku pesankan minuman sesuai requestnya. Dengan rasa gembira karena dapat minuman gratis tanpa diminta, terlihat mulutnya komat kamit berdoa, semoga bapak selalu sehat, banyak rejeki dan bahagia. Ungkapnya tulus. Mendengar rangkaian doa itu,  tentu saja saya senang dan mengaminkan apa yang ia doakan, sembari juga berdoa terbaik untuknya.


Dari cerita ini, hikmah berbagi besar manfaatnya, diantaranya doa tulus dari orang yang kita beri. Berbagi tidak akan rugi. Hasilnya akan terbukti meski tidak hari ini. Mungkin saja di dunia ini atau yakin saja balasannya diterima di akhirat nanti. Wallahualam Bishawab.


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Kegiatan yang Dirindukan

Meraih Mimpi bersama Aam Nurhasanah

Menulis Biografi