Jangan Pernah Sekalipun Berbalik Arah
Jika kau berada di Jalan Allah, maka berlarilah kencang. Jika sulit maka tetaplah berlari meski hanya lari-lari kecil.
Bila engkau lelah, berjalanlah. Bila semua itu tidak mampu kau lakukan, tetaplah maju meski harus merangkak dan jangan pernah sekalipun berbalik arah. (Imam al-Syafi’i).
Kalimat bijak diatas sering saya baca, apalagi saat akan memulai suatu kegiatan positif. Sebagaimana keinginan untuk serta merta belajar menulis.
Sejak bergabung dalam WAG Kelas Belajar Menulis Nusantara (KBMN) Generasi ke-29, hari-hariku selalu memantau isinya. Perlahan tapi pasti jumlah anggota yang notabene calon penulis terus meningkat. Ini menunjukan minat belajar menulis di kalangan guru semakin meningkat dan ini patut diapresiasi oleh kita bersama. Kalau bukan kita siapa lagi yang memberi apresiasi!. Kalau tidak sekarang, kapan lagi kita memberi apresiasi untuk calon-calon penulis hebat ini!, Aamiin.
Selain memantau perkembangan jumlah anggota KBMN, yang menjadi perhatian saya adalah adanya 2 tawaran untuk membuat buku Antologi dari tim KBMN. (1). Kisah Nyata, bertema kehidupan bersama keluarga, sebagai kurator Mugiarni dan Editor Sri Sugiastuti {bunda kanjeng} dan (2). Kisah perjuangan awal menjadi guru kurator Edmu Yulfizar Abdan Syakura. Belum menerima materi sudah ditantang untuk itu. Antara rasa berani dan rasa ciut bergulat jadi satu. Kemudian terus ikut serta membaca berbagai tulisan yang rilis di blog peserta, alumni KBMN angkatan sebelumnya dan juga tulisan para seniornya. Dari tulisan yang dishare menunjukan bahwa mereka setiap hari menulis. Menulis bagi mereka adalah laksana sajian menu makanan yang harus disantap agar tubuh tetap sehat. Sehingga berfungsi untuk meningkatkan daya kerja otak, apa yang dipikirkan akan dituangkan dalam tulisan.
Selain berbagai tulisan yang tersaji, lebih urgen lagi adalah semangat motivasi yang diberikan untuk kami calon penulis ini. Sebagaimana yang diberikan oleh om Jay (Penulis dan Guru blogger Indonesia) dan Edmu Yulfizar Abdan Syakura, Alumni KBMN ke 28 (Penulis dan Kurator). Sengaja saya coba melakukan komunikasi melalui chat WA pribadinya. Dua penulis ini, dengan senang hati membalas setiap pertanyaan seputar menulis. Tidak seperti yang lain (beberapa tim KBMN, membaca WA namun tidak merespon). Kasian deh lho, namun tetap positif thinking saja ....
Saat ini, mereka berdua teman baru yang menjadi tempat mengadu kebingungan dan tempat konsultasi setiap kesulitan. Ibarat makna hadis “jika kita berteman dengan penjual minyak wangi, maka insyaallah kita akan mendapatkan wanginya”. Secara tidak sadar kita akan terpengaruh dan akan mengikuti apa yang positif darinya, Insyaallah. Virus positif dari mereka mampu menghasilkan energy baru untuk rajin menulis dan membaca, terlebih bagiku penulis pemula. Semoga niat ini tetap istiqomah dan bertahan, terlebih nasib penulis pemula sepertiku rentan godaan dan sangat mungkin berbalik arah.
Komentar
Posting Komentar