Yakin, Kamu Tidak Termasuk Orang Munafik?
Dalam sebuah riwayat Bukhari dan Muslim disampaikan bahwa Rasulullah saw bersabda : Tanda-tanda orang munafik ada 3 yaitu, "apabila berkata ia berdusta, apabila berjanji ia mengingkari dan apabila dipercaya ia berkhianat".
Hadits ini merupakan pelajaran akhlak terpuji dalam pergaulan hidup sesama manusia, karena selalu terjadi dalam aktivitas sehari hari. Materi tentang tanda-tanda orang munafik ini juga sudah diajarkan di kelas V Madrasah Ibtidaiyah pada semester genap. Harapannya semua peserta didik dan tenaga pendidik paham bahwa sifat munafik harus dihindari, agar menjadi orang yang berguna dan disenangi orang lain. Apabila ada tanda-tanda munafik itu satu saja dalam diri seseorang, maka orang itu tetap disebut orang yang munafik. Apalagi bilamana ke tiga tanda-tanda tersebut ada pada diri manusia, sungguh sangat disayangkan!. Orang munafik lebih berbahaya daripada orang kafir. Orang munafik disebut sebagai orang yang bermuka dua. Lain dihati, lain pula di mulut. Hukuman bagi orang yang munafik adalah neraka yang paling bawah!. Nauzubillah min dzalik.
Apabila berkata ia berdusta
Coba diingat dalam sehari, dimulai dari pagi hingga malam hari, apakah kita ada berkata dusta? berapa banyak?. Kalau tidak ada, patutlah kita bersyukur dan diupayakan untuk tetap dipertahankan agar tidak berdusta kepada siapa saja. Tidak tergantung kuantitasnya (jumlah) dusta kita sedikit maupun banyak segera ucapkan istighfar minta ampun kepada Allah swt dan tentunya bilamana mungkin kepada orang yang telah kita bohongi. Persoalan berbohong ini, sepertinya hal kecil, tetapi tetap saja perbuatan dosa. Apabila kita berdusta sekali maka perbuatan kita berikutnya akan berdusta lagi, untuk menutupi dusta atau kebohongan selanjutnya. Untuk menghindari itu tentu jangan berbohong. Berkatalah jujur, “Qulil Haq Walau Kaana Murron” artinya sampaikanlah walaupun itu pahit. Makna pahit disini boleh jadi kebenaran itu akan sulit diterima orang lain, menjadi terputus sesaat pertemanan atau mungkin terjadi saling tidak nyaman. Namun itulah resiko yang harus kita terima. yang penting kita sudah berkata benar. Untuk menghindari salah paham, mungkin kalimat menyampaikan saja yang harus kita pelajari agar yang kita sampaikan kebenaran itu tidak menjadi kesalahan. Karena sangat mungkin isinya benar, namun cara menyampaikan itu yang salah.
Apabila berjanji ia mengingkari
Berjanji mudah, menepati yang susah. Untuk menghindari janji yang susah ditepati maka triknya janganlah berjanji bila rasa ragu ataupun jelas tidak mungkin dilaksanakan. Tepati janji yang sudah kita ucapkan. Gunakan kata Insya Allah sebagai pelindung yang benar apabila janji yang kita sepakati terhalang karena sebab yang logis dan diterima oleh aturan umum yang berlaku. Misalnya kita sakit tiba-tiba, mendapatkan musibah dadakan, ataupun terhalang oleh keadaan yang sangat mustahil dilakukan. Jangan kita menggunakan kata insyaallah sebagai alat untuk menghindari keadaan atau menggantung harapan orang lain. Misalnya ucapkan insya allah, aku datang. Bilamana kata insyaallah saja tanpa diiringi kalimat di belakangnya maka sering terjadi insyaallah kita memang tidak terjadi. Janji harus ditepati kepada siapapun, termasuk kepada anak kita yang kecil, siswa apalagi kepada orang dewasa. Bila ini kita lakukan maka kita akan selalu dipercaya orang lain dan begitu sebaliknya bila kita langganan berbohong maka kita akan sulit dipercaya orang lain, meski kita sudah berkata yang sebenarnya.
Apabila dipercaya ia berkhianat.
Kepercayaan “ trust” adalah harga mati. Membangun kepercayaan prosesnya dimulai dari ucapan dan tindakan kita. Apabila sesuai ucapan dan perbuatan (integritas) maka semua orang akan menyayangi kita. Amanah yang baik ketika diberikan kepada kita, usahakan sampai ketujuannya. Kita menerima titipan ucapan atau janji, titipan harta, jabatan (sebagai guru) ataupun yang lainnya. Jangan dikurangi, dilebihi apalagi dikhianati. Sampaikan seadanya. Laksanakan sekuat tenaga dan semampunya.
Hadits tentang tanda-tanda munafik ini sepertinya sederhana, namun sulit untuk dilaksanakan ketiganya. Yakin, Kamu Tidak Termasuk Orang Munafik?. Setiap kita sadar dan yang tahu hanya kita sendiri, bahwa dari hadits ini ada yang kita belum lakukan maksimal, masih sering kita tabrak. Maka yang sudah kita lakukan sebagai bagian dari kepribadian kita tetap dipertahankan, disosialisasikan dan ada bagian yang kita belum dilaksanakan, maka coba sering-sering istighfar dan berjanji untuk tidak melakukannya sekuat tenaga dan sekuat hati kita, untuk melawannya. Agar kita tidak termasuk ke dalam ciri-ciri orang munafik.
Komentar
Posting Komentar