Narasumber dan TSO KBMN 29 dibayar malah 2 M, sungguh kegiatan yang sangat menginspirasi bagi penulis pemula
Kegiatan Kelas Belajar Menulis Nusantara (KBMN)
angkatan 29, berakhir 2 September malam ini. Setelah dibuka pada tanggal 17
Juli yang lalu. Ditutup dengan acara closing ceremony yang memukau dari
peserta. Pembelajarannya dilaksanakan secara daring melalui via chat wag.
Peserta diajak memahami materi melalui sajian materi yang diucapkan narasumber
melalui tulisan. Jadwalnya setiap malam Senin,Rabu dan Jum'at. Pukul 19.00
– 21.00 WIB. Berdasarkan data yang
terlihat dari info grup WA, peserta yang tergabung dalam WAG tidak kurang dari
700 orang. Grup Raksasa!.
Seleksi alam sudah berjalan, hingga pertemuan terakhir. Hanya sekitar 50 orang yang mampu bertahan. Terlihat dari hasil kumpulan resume peserta.
Setiap peserta KBMN 29, diwajibkan untuk menghabiskan 30 kali pertemuan. Mengumpulkan 30 resume dari materi yang disajikan. Sungguh, kegiatan belajar menulis yang panjang dan cukup melelahkan. Terlebih peserta dinyatakan lulus sebagai peserta KBMN 29, wajib membuat tulisan atau melahirkan sebuah buku Solo. Buku dalam bentuk hasil resume ataupun dalam bentuk yang lain. Sesuai dengan kemampuan peserta. Lebih baik yang ber ISBN atau setidaknya QR CBN.
Kegiatan Kelas Belajar Menulis Nusantara (KBMN) yang digagas oleh Omjay bernama TSO yang mendapat restu dari organisasi Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) pusat. Telah melahirkan generasi baru penggiat literasi. Nampaknya kemampuan peserta semakin teruji dan terbukti hasil mengikuti KBMN ini. Setiap hari berseliweran tulisan peserta KBMN di portal edukasi dan literasi di Melintas.id.
Penulis adalah salah seorang peserta KBMN
angkatan 29. Sebagai penulis pemula telah merasakan manfaatnya dan merasa
bersyukur telah bertemu dan mengikuti kegiatan ini. Sebelumnya penulis hanya
suka menulis, ilmunya hanya melalui referensi tanpa narasumber alias belajar
otodikdak, tanpa ada panduan. Yang penting menulis apa yang penting. Menulis
apa yang dipikirkan. Semangat menulisnya seringkali jatuh bangun. Tidak
ada kawan yang bisa memberi dan menyemangati untuk menulis.
Setelah belajar di KBMN 29 ini, rasanya sangat jauh berbeda. Motivasi yang diberikan narasumber, menambah rasa percaya diri untuk menulis dan membagi tulisan tersebut. Semangat untuk menulis semakin meledak. Meskipun masih belum setiap hari. Namun setiap hari sudah berpikir apa yang akan aku tulis. Setiap hari membaca tulisan peserta KBMN 29, para alumni KBMN setiap angkatan dan narasumber beserta TSO yang rilis di Meintas.id. Penulis juga merasa tidak sendiri lagi, karena bergabung dengan teman yang se “frekuensi” di komunitas. Geliat berliterasi kini mulai terasa positif. Terlebih mimpi membuat buku solo, sudah mulai menggoda disela kesibukan aktifitas sehari-hari.
Semua panitia yang terlibat dalam KBMN 29 ini disebutnya sebagai Tim Sukses Omjay (TSO). Dari cerita yang disampaikan oleh ketua panitia Helwiyah, tim dapur yang menyiapkan kegiatan pada setiap waktunya adalah adalah keroyokan. Menjelang acara dimulai meeting melalui gawai terus dilakukan. Tidak jarang moderator berganti-ganti. Mengantisipasi narasumber yang lepas jadwal karena kesibukan. Setelah fix, maka yang nampak dari peserta KBMN adalah yang manis, yang baik, dan yang memukau saja. Sementara dibelakang layar, persiapan yang dilakukan sangat melelahkan. Kerja narasumber dan TSO adalah keikhlasan, kebersamaan, dan dibayar sangat mahal 2 M ( Makasih, Makasih). Aneh tapi nyata. Nyata dan tidak aneh. Karena memang terjadi di KBMN ini.
Aktifitas seperti ini sudah terjadi sejak KBMN di mulai dari angkatan 1 hingga angkatan ke 29. Masyaallah, begitulah semangat. Tanpa dibayar terus dan tetap bergerak, demi kemajuan kaum guru khususnya dan pecinta literasi pada umumnya. Semoga usaha narasumber dan TSO untuk mengembangkan layar literasi terus berkibar di penjuru nuasantara. Dengan doa kami persembahkan semoga setiap gerakan yang dilakukan dinilai sebagai ibadah dan berkah.Dunia dan aherat. Salam literasi ***.
Komentar
Posting Komentar